Standar Aspek Pemasaran Syariah : Manajemen Hubungan Pelanggan (2/2)
Akhlak Islam dalam pemasaran produk adalah syariat Islam terkait dengan Costumer Relationship Management (CRM), dan yang utama dalam bidang CRM ini adalah service excellence (pelayanan paripurna).
Tidak sedikit orang yang tidak peduli dengan harga suatu barang ketika mereka merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh seorang pedagang/pengusaha. Kualitas pelayanan paripurna akan memberikan kepuasan pelanggan yang paripurna juga.
DAFTAR ISI
Teladan Rasulullah Saw. Dalam Kualitas Pelayanan Paripurna
Jauh sebelum konsep service quality ini lahir di barat, sesungguhnya Syariah Islam telah mengajarkan kepada umatnya untuk memiliki kualitas pelayanan paripurna melalui hukum-hukum akhlak mulia dalam Islam.
Dan uswah yang mempraktekan akhlak Islam tersebut berasal dari makhluk termulia yaitu Rasulullah Muhammad SAW. Sebagaimana firman Allah SWT :
“Sungguh engkau (Muhammad) berada di atas akhlak yang agung.” (TQS. Al-Qalam:4)
Kami petikkan sedikit akhlak baginda Rasulullah tercinta yang berhubungan Customer relationship management ini, sebagai berikut:
Amanah dan Menepati Janji
-
Sewa Domain, Hosting, dan VPS untuk Proyek Digital Anda!
-
Sewa Domain, Hosting, Hingga VPS untuk Proyek Digital Anda!
-
Tingkatkan SEO Website Dengan Ribuan Weblink Bebagai Topik!
-
Mau Hemat Biaya Transfer Antar Bank dan Isi Saldo e-Wallet?
Amanah dan menepati janji merupakan akhlak Islam yang akan melahirkan kemampuan untuk merealisasiakan (realibility) dan kepercayaan (credibility). Hukum bersikap amanah dan menepati janji adalah wajib dalam syariah Islam.
Allah SWT berfirman:
“Dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.” (TQS. Al-Isra’ [17]: 34)
"Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya." (TQS. Al Ma’arij [70] : 32)
Rasulullah SAW bersabda, tidak boleh membalas sikap khianat dengan khianat:
“Tunaikan amanah kepada orang yang mempercayaimu dan jangan engkau khianati orang yang mengkhianatimu.” (HR. Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, dari Abu Hurairah, dll)
Murah Hati (Suka Menolong)
Suka menolong dan murah hati merupakan pendorong alamiah dari sifat Responsive dan Proactive yang sangat dibutuhkan dalam membangun jaringan bisnis.
Menolong orang-orang yang kesusahan adalah wajib, sedangkan ringan tangan dan suka menolong secara umum hukumnya sunnah.
Dan hal ini telah jauh-jauh hari diajarkan dan dicontohkan oleh baginda Nabi SAW. Nabi saw., bersabda:
“Allah merahmati seseorang yang mempermudah ketika menjual, ketika membeli, dan ketika menagih” (HR. Bukhari)
Rasulullah saw., bersabda:
“Ada seorang pedagang yang memberi pinjaman kepada manusia sehingga jika ia melihat mereka dalam kesulitan dia berkata, kepada para pembantunya: Berilah dia tempo hingga mendapatkan kemudahan semoga Allah memudahkan urusan kita. Maka kemudian Allah memudahkan urusan pedagang tersebut.” (HR. Bukhari)
Perkataan Khadijah terkait perbuatan Rasulullah SAW:
“Tidak, sekali-kali tidak, bergembirahlah. Demi Allah, Allah tidak akan merendahkanmu selamanya. Demi Allah, sungguh engkau adalah penyambung silaturrahmi, jujur dalam berkata, engkau telah memikul beban (penderitaan), menjamu tamu, dan membantu keperluan orang tak punya, serta selalu membela kebenaran. (HR. Bukhari dan Muslim)
“Ajarilah, permudahlah dan jangan mempersulit. Gembirakanlah dan jangan mambuat lari (kapok / tidak senang). Bila seorang diantaramu marah, hendaklah ia diam.” (HR. Ahmad dan Bukhari dari Ibnu Abbas).
Shidiq (Kejujuran)
Tidak ada seorang pebisnispun yang suka ditipu atau dibohongi. Siapapun akan sangat senang berbisnis dengan orang-orang yang jujur. Jujur adalah kewajiban bagi muslim.
Perbuatan dusta diharamkan dan dibenci oleh Allah SWT, kecuali dusta yang dibenarkan. Sedangkan dalam bisnis diharamkan untuk berdusta atau menipu.
Jaminan rasa aman (Asurrance) dalam bisnis dan kepercayaan pada setiap pebinis lahir dari akumulasi kejujuran yang ditemuinya pada seseorang setiap kali melakukan aktivitas bisnis.
Kejujuran inilah yang menciptakan jaminan rasa aman berbisnis dan kepercayaan (trusted). Sifat ini sudah diajarkan baginda Nabi SAW jauh sebelum lahirnya teori marketing modern.
-
Jasa Pembuatan Aplikasi Smartphone (Gawai) Android OS
-
Jasa Backlink DoFollow Berkualitas Dari Berbagai Topik
-
Pembuatan Aplikasi Berbasis Web Sistem Manajemen Sekolah
-
Jasa Pembuatan Software Desktop PC dan Laptop Microsoft Windows
Nabi saw yang bersabda:
“Jujurlah kalian, karena kejujuran akan bersama dengan kebaikan dan keduanya akan ada di surga.” (HR. Ibnu Hibban, dikeluarkan oleh ath-Thabrâni dari Muawiyah, al-Mundziri dan al-Haitsami dalam isnad-nya).
“Pedagang yang jujur dan terpercaya akan bersama-sama dengan para Nabi, orang-orang yang jujur, dan para syuhada.” (HR. at-Tirmidzi)
Kepedulian Yang Tulus
Setiap orang suka diperhatikan. Sifat alami manusia yang serba lemah menumbuhkan rasa kebutuhan yang tinggi terhadap orang lain. Oleh karena itu perhatian dan kepedulian yang tulus kepada rekan bisnis akan membuat eratnya hubungan bisnis.
Bahkan kepedulian yang tulus akan membuat hubungan yang lebih dalam dari sekedar hubungan bisnis, seperti rasa kebersamaan dan persahabatan.
Kepedulian yang tulus dan bukan rekayasa inilah yang akan menciptakan rasa Emphaty dan Intimacy yang hakiki.
Islam telah mengajarkan akhlak-akhlak terpuji yang dapat menumbuhkan rasa emphaty dan intimacy diantaranya al-Itsar (mendahulukan kepentingan orang lain) dan al-Muwasah (suka menolong orang lain), dan rasa kasih sayang yang tulus.
Allah SWT berfirman:
“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) mencintai orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung.” (TQS. Al-Hasyr: 9)
Rasulullah Saw bersabda:
“Sayangilah (orang lain), maka niscaya kalian akan dirahmati Allah, dan berikanlah ampunan, niscaya (Allah) akan mengampuni kalian.” (HR. Ahmad)
“Barangsiapa tidak mengasihi manusia maka Allah tidak akan mengasihinya” (Muttafaq’alaih)
Tampil menarik dan tidak berlebihan dalam komunikasi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa penilaian awal setiap orang selalu dimulai dengan melihat penampilan fisik yang tampak (tangiable).
Seseorang yang wajahnya ceria, dengan senyum tulus akan lebih nyaman untuk dipercaya dan diajak bicara daripada seseorang dengan wajah merengut dan tatap mata yang sinis.
Penampilan lebih cepat memberikan kesan awal yang baik atau buruk.
-
Haji dan Umroh Dengan Travel Amanah Sesuai Sunnah Nabi SAW!
-
50+ Teknik Praktis Yang Bisa Bikin Jualan Onlinemu Laris Manis
-
Whatsapp Marketing Hack: Rahasia Praktis Punya Penghasilan Tinggi Dari WA
-
Temukan Strategi Jitu Meningkatkan Penjualan Online Anda!
Dalam dunia services (pelayanan) hal ini menjadi keharusan, oleh karenanyalah banyak perusahaan besar yang melakukan pelatihan-pelatihan untuk menciptakan kesan ramah, nyaman dan elegan untuk frontliner mereka yang notabene berhadapan langsung dengan konsumen.
Sikap-sikap ramah dan menarik simpati tersebut merupakan daya tarik yang kuat untuk menumbuhkan simpati.
Sikap yang demikianpun telah pula diajarkan oleh Baginda Rasulullah Saw. Beliau Saw bersabda:
"Sungguh, kalian tidak dapat memuaskan (simpati) orang-orang dengan harta kalian, tetapi puaskan mereka dengan akhlak yang baik." (HR. Bazzar, Abu Nu’aim, Haakim dan Baihaqi dalam Syu’abul Iman dari Abu Hurairah)
Dari Jabir bin Abdillah ra., Rasulullah saw. bersabda:
“Setiap kebaikan adalah shadaqah. Dan termasuk kebaikan jika engkau menemui saudaramu dengan wajah berseri...” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi)
Dari Abû Dzar ra., ia berkata; Rasulullah saw. bersabda:
“Senyummu di hadapan saudaramu adalah shadaqah”. (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban, dalam Shahih-nya).
“Perkataan yang baik adalah shadaqah.” (Mutafaq ‘alaih)
Dari Bahz Ibnu al-Hâkim, dari ayahnya, dari kakeknya Muawiyah bin Haidah ra., ia berkata;
"Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: Dari Bahz Ibnu al-Hâkim, dari ayahnya, dari kakeknya Muawiyah bin Haidah ra., ia berkata; aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Celakalah bagi orang yang melontarkan suatu perkataan agar orang-orang yang mendengarnya tertawa, padahal ia berdusta. Celakalah, celakalah baginya.” (HR. at-Tirmidzi; Beliau berkata, “Hadits ini hasan”; Abû Dawud, Ahmad, ad-Darimi dan Baihaqi)
Dari al-Hakim bin Hazam., Rasulullah SAW bersabda:
“Dua orang yang bertransaksi jual-beli boleh melakukan khiyar (memilih untuk melanjutkan aqad atau tidak) selama keduanya belum berpisah. Apabila keduanya jujur dan terbuka, maka akan diberkahi transaksinya. Apabila keduanya menutup-nutupi dan berdusta, maka keduanya bisa jadi akan memperoleh untung, tapi akan menghapus keberkahan transaksi jual-belinya. Sumpah yang jahat (dusta) memang bisa mengembangkan harta, tapi akan menghapus (keberkahan dan pahala) usaha.” (Mutafaq ‘alaih).
Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah saw., bersabda:
“Sumpah itu melariskan dagangan, tetapi menghapuskan keberkahan.” (HR. Bukhari)
Wallahu a'lam bish showaab.
Bahan Rujukan
Sumber: eBook Standar Syariah Pada Aspek Pemasaran Bag 4 karya Ustadz Fauzan Al Banjari.
RuangMuamalah.id didukung oleh pembaca. Kami dapat memperoleh komisi afiliasi ketika Anda membeli melalui tautan di situs web kami. Komisi afiliasi ini kami gunakan untuk pengelolaan website. Terima kasih.
Ikuti kami juga di Google News Publisher untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru dari gawai Anda.
#KonversiBisnisSyariah, #ArtikelUstadzFauzanAl-Banjari, Standarisasi Syariah, Manajemen Hubungan Pelanggan