Teladan Bisnis Mulia Sahabat Nabi SAW: Abdurrahman bin ‘Auf ra. (2/2)
Abdurrahman bin Auf merupakan salah satu dari 10 sahabat Nabi SAW yang memperoleh kabar gembira dijamin langsung masuk surga. Dan beliau juga merupakan salah satu ikon pengusaha terkaya dan memperoleh ridha Allah di zaman Rasulullah saw.
DAFTAR ISI (BAGIAN 2 DARI 2 TULISAN)
Sekilas Tentang Kekayaan Abdurrahman bin Auf ra.
Jumlah aset kekayaan Abdurrahman bin Auf diperkirakan melebihi 2.560.000 dinar. Nilai ini setara dengan Rp. 9,4 Trilyun bila dikonversi sekarang, dimana harga 1 dinar (8 Mei 2023) berada di kisaran Rp. 3,7 juta.
Dan semua harta tersebut penuh berkah. Nilai tersebut belum termasuk aset properti dan aset-aset lainnya yang beliau miliki. Dan yang penting di catat dari harta tersebut adalah tanpa utang.
Diriwayatkan bahwa keempat istri beliau mendapatkan hak waris sebesar 80.000 dinar (Rp. 296 milyar) perorang, sehingga total ganti waris untuk keempat istrinya adalah Rp 1,18 Trilyun.
Nah, sesuai dengan hukum waris dalam Islam bahwa hak waris istri-istri beliau adalah 1/8 (seperdelapan) dari total harta warisan Abdurrahman. Itu berarti angka Rp 1,18 Trilyun tadi adalah seperdelapan dari harta waris beliau.
Sewa Domain, Hosting, dan VPS untuk Proyek Digital Anda! Sewa Domain, Hosting, Hingga VPS untuk Proyek Digital Anda! Tingkatkan SEO Website Dengan Ribuan Weblink Bebagai Topik! Mau Hemat Biaya Transfer Antar Bank dan Isi Saldo e-Wallet?Iklan Afiliasi
Sehingga asumsi minimalnya, kekayaan warisan beliau totalnya adalah Rp 1,18T x 8 = Rp 9,4 Trilyun. Dan itu adalah aset bersih tanpa hutang.
Sewa Domain, Hosting, dan VPS untuk Proyek Digital Anda! Sewa Domain, Hosting, Hingga VPS untuk Proyek Digital Anda! Tingkatkan SEO Website Dengan Ribuan Weblink Bebagai Topik! Mau Hemat Biaya Transfer Antar Bank dan Isi Saldo e-Wallet?Iklan Afiliasi
Luar biasa, beliau begitu kaya raya di dunia. Sukses luar biasa bisnisnya. Dan mendapatkan kabar gembira masuk surga pula. Sungguh suatu pencapaian kesuksesan luar biasa bukan?
Lalu apa saja yang menjadi rahasia sukses dunia akhirat dari sang saudagar mulia maestro bisnis syariah sepanjang masa Abdurrahman bin Auf ini? Ini adalah sedikit nilai-nilai inti yang dapat kita petik dari beliau:
Hasil usaha serta kekayaannya tidak berorientasi dunia
Misi bisnis beliau (orientasi duniawinya) adalah menjadikan seluruh harta kekayaannya hasil usahanya bermanfaat untuk Islam dan kaum muslim.
Abdurrahman bin Auf pernah menyumbangkan seluruh barang dagangannya yang dibawa oleh kafilah perdagangannya kepada penduduk Madinah padahal seluruh kafilah ini membawa barang dagangan yang diangkut oleh 700 ekor unta yang memenuhi jalan-jalan kota Madinah.
Selain itu juga tercatat Abdurrahman bin Auf telah menyumbangkan di jalan Allah dengan sembunyi-sembunyi atau terang-terangan antara lain 40,000 Dirham, 40,000 Dinar, 200 uqiyah emas, 500 ekor kuda, dan 1,500 ekor unta.
Beliau juga menyantuni para veteran perang badar yang masih hidup waktu itu dengan santunan sebesar 400 Dinar per orang untuk veteran yang jumlahnya tidak kurang dari 100 orang.
Sedekah telah menyuburkan harta Abdurrahman bin Auf, sampai-sampai penduduk Madinah berkata,
“Seluruh penduduk Madinah berserikat dengan Abdurrahman bin Auf pada hartanya. Sepertiga dipinjamkannya pada mereka, sepertiga untuk membayari hutang-hutang mereka, dan sepertiga sisanya dibagi-bagikan (infakan) kepada mereka”.
Hidup Sederhana Tidak Bermewah-mewahan
Inilah pola kehidupan seorang pengusaha sejati, tidak menonjolkan simbol-simbol kesuksesan yang dapat menghantarkan kepada sikap riya dan sombong. Menjaga diri untuk tidak terjerumus ke dalam jebakan syaitan.
Harta yang luar biasa yang banyak dimilikinya, tidaklah membuat Abu Muhammad menjadi sombong atau bahkan menjadi orang yang hidup bermegah-megahan. Beliau hidup dengan sederhana. Sampai-sampai dikatakan tentang diri beliau:
”Seandainya seorang asing yang belum pernah mengenalnya, kebetulan melihatnya sedang duduk-duduk bersama pelayan-pelayannya, niscaya ia tidak akan sanggup membedakannya dengan mereka!”
-
Jasa Pembuatan Aplikasi Smartphone (Gawai) Android OS
-
Jasa Backlink DoFollow Berkualitas Dari Berbagai Topik
-
Pembuatan Aplikasi Berbasis Web Sistem Manajemen Sekolah
-
Jasa Pembuatan Software Desktop PC dan Laptop Microsoft Windows
Subhanallah begitu rendah hatinya beliau. Lihatlah para pebisnis saat ini, begitu punya harta sedikit maka yang diutamakan adalah simbol-simbol kesuksesan bisnisnya, dengan cara bermegah-megahan dari sisi penampilan dan harta kekayaan.
Beliau tidak ingin bermegah-megahan karena begitu memahami firman Allah SWT:
“Bermegah-megahan Telah melalaikan kamu, Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), Dan janganlah begitu, kelak kamu akan Mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, Dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin (sangat nyata). Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (TQS. At-Takatsur [102]: 1-8)
Selalu berorientasi kepada Akhirat
Meskipun hidupnya berkelimpahan harta dan kekayaan, itu tidak membuatnya lalai akan akhirat. Bahkan kecintaanya kepada akhirat semakin kuat dan membara (orientasi terhadap tujuan di atas tujuan/ghayatul ghayah).
Beliau bukanlah pengusaha yang pengecut, yang hanya berani berjihad dengan hartanya saja. Beliau adalah mujahid yang terlibat langsung dalam perang Badar bersama Rasulullah SAW dan menewaskan musuh-musuh Allah.
Beliau juga terlibat dalam perang Uhud dan bahkan termasuk yang bertahan di sisi Rasulullah SAW ketika tentara kaum muslimin banyak yang meninggalkan medan peperangan.
Dari peperangan Uhud ini ada sembilan luka parah ditubuhnya dan dua puluh luka kecil yang diantaranya ada yang sedalam anak jari.
Perang ini juga menyebabkan luka parah di kakinya, sehingga menyebabkan beliau menjadi pincang jalannya, dan juga telah merontokkan sebagian giginya sehingga beliau cadel bicaranya.
Beliau juga sangat takut akan pertanggung jawaban kehidupan beliau di akhirat kelak. Tak jarang beliau merasa khawatir terhadap kemudahannya memperoleh rizki Allah.
Beliau khawatir kemudahan tersebut merupakan kebaikan yang telah di dahulukan di dunia dan beliau tidak memperoleh apa-apa lagi di akhirat.
Haji dan Umroh Dengan Travel Amanah Sesuai Sunnah Nabi SAW! Berikan Pahala Umroh Untuk Anggota Keluarga Yang Telah Tiada! Temukan Strategi Jitu Meningkatkan Penjualan Online Anda! Cara Nulis Iklan Yang Klik Dengan Berbagai Target Pasar Bisnis AndaIklan Afiliasi
Pada suatu ketika, saat hidangan jamuan makan telah disajikan dihadapannya bersama para sahabat yang lain, beliapun menangis tersedu. Karenanya para sahabatpun bertanya:
”Apa sebabnya engkau menangis wahai Abu Muhammad...?” sambil menangis beliaupun berkata: ”Mush’ab bin Umair telah gugur sebagai syahid, dan ia seorang yang jauh lebih baik daripadaku, ia hanya mendapat kafan sehelai burdah, jika di tutupkan ke kepalanya maka kelihatan kakinya, dan jika ditutupkan ke kedua kakinya terbuka kepalanya! Demikian pula Hamzah bin Abdul Muthalib yang jauh lebih baik daripadaku, ia pun gugur sebagai syahid, dan di saat akan dikuburkan hanya terdapat baginya sehelai selendang. Telah dihamparkan bagi ku dunia seluas-luasnya, dan telah diberikan pula kepadaku perolehan sebanyak-banyaknya. Sungguh aku khawatir kalau-kalau telah didahulukan pahala kebaikan ku di dunia...!”
Pada kesempatan lain beliau pernah pula menangis di hadapan hidangan dan berkata:
”Rasulullah saw. telah wafat dan tak pernah beliau berikut keluarganya sampai kenyang makan roti gandum, bagaimana harapan kita apabila dipanjangkan usia tetapi tidak menambah kebaikan bagi kita...?"
Abdurrahman bin Auf adalah seorang pebisnis kaya raya yang mampu mengendalikan hartanya, bukan harta yang mengendalikan dirinya. Jiwa raga dan hartanya telah diserahkan sepenuhnya untuk Allah.
Beliau meletakkan harta kekayaan dunia di dalam genggaman tangannya bukan di hatinya.
Cukuplah apa yang diucapkan oleh imam Ali ra. dalam do’anya untuk menutup gambaran sosok sang teladan ini. Imam Ali ra. pernah berdo’a saat wafatnya Abdurrahman bin ‘Auf:
“Pergilah wahai ibnu Auf. Engkau telah memperoleh jernihnya (dunia) dan telah meninggalkan kepalsuannya (keburukannya).”
Semoga nilai-nilai utama yang terpancar dari kepribadian sang pengusaha tersukses sepanjang masa ini menjadi contoh tauladan (uswah hasanah) bagi setiap kita dan menginspirasi visi dan misi bisnis kita. Allohumma Amin.
Diedit dari tulisan "Uswah Bisnis Sahabat Nabi SAW: Abdurrahman bin ‘Auf ra." oleh Ustadz Fauzan Al Banjari.
RuangMuamalah.id didukung oleh pembaca. Kami dapat memperoleh komisi afiliasi ketika Anda membeli melalui tautan di situs web kami. Komisi afiliasi ini kami gunakan untuk pengelolaan website dan perpanjangan sewa domain serta hosting. Jazakallah khoir.