Skip to main content
Ilustrasi Pekerja Yang Tidak Jujur

Kejujuran Dalam Bekerja: Makna dan Implementasi Akhlaq dalam Islam

Kejujuran adalah bagian penting dari ajaran Islam, yang mencakup kesesuaian antara perkataan dan kenyataan, serta diwajibkan dalam semua aspek kehidupan, termasuk bekerja. Namun, Islam menekankan bahwa kejujuran hanya bermakna jika dilakukan dalam konteks yang halal.

Berbagai hadits dan ayat Al-Qur'an menjelaskan pentingnya sifat jujur, meski ada pengecualian dalam situasi tertentu. Pelajari lebih lanjut bagaimana Islam memandang kejujuran dalam kehidupan sehari-hari dan penerapannya dalam pekerjaan sesuai syariah.

DAFTAR ISI

Pengertian Akhlaq

Menurut Syekh Muhammad Husain Abdullah dalam kitab Dirāsāt fī Al-Fikr Al-Islāmi, akhlaq didefinisikan sebagai sifat-sifat yang diperintahkan oleh Allah kepada seorang muslim untuk diamalkan dalam setiap tindakan. Beliau menyebutkan:

"Akhlaq adalah sifat-sifat yang diperintahkan oleh Allah kepada seorang muslim agar dia bersifat dengan sifat-sifat itu pada saat dia melakukan berbagai perbuatan." (Muhammad Husain Abdullah, Dirāsāt fī Al-Fikr Al-Islāmi, hlm. 52)

Iklan Afiliasi

Beberapa contoh akhlaq yang seharusnya dimiliki seorang muslim meliputi:

Khusyu' dalam sholat 🙏

Berdasarkan firman Allah SWT dalam QS Al-Mukminun: 2:  "(Ciri orang beriman adalah) orang yang khusyuk dalam shalatnya."

Lemah lembut dalam berdakwah 💬

Seperti tercantum dalam QS Ali ‘Imran: 159:  "Maka berkat rahmat Allah, engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka..."

Sabar dalam berjihad 💪

Firman Allah dalam QS Ali ‘Imran: 200 menegaskan: "Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu..."

Berani menasihati penguasa zalim 🛡️

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Hakim dan ath-Thabarani:  "Pemimpin para syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muthallib dan seorang laki-laki yang berdiri di hadapan penguasa zalim..."

Mengutamakan orang lain (Al-Itsar) 🤝

Sesuai firman Allah dalam QS Al-Hasyr: 9:  "Dan mereka (orang-orang Anshar) mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri..."

Berlaku adil dalam hukum ⚖️

Dalam QS An-Nisa’: 58, Allah memerintahkan: "Dan apabila kamu menegakkan hukum (Islam) di antara manusia, hendaknya kamu menegakkannya dengan adil."

Konsep Akhlaq dalam Islam

Akhlaq Adalah Bagian Dari Syariah Islam 📜

Imam Taqiyuddin An-Nabhani dalam kitabnya Nizhāmul Islām menyatakan bahwa akhlaq merupakan bagian integral dari Syariah Islam. Seorang muslim harus berakhlaq atas dasar keimanan kepada Allah, bukan sekadar norma moral yang diakui manusia. Contoh: kejujuran dianggap wajib karena diperintahkan oleh Allah, bukan karena dianggap baik oleh masyarakat.

Berakhlaq Karena Allah Mendapat Pahala 🌠

Dalam Ḥadits Al-Shiyām, Imam Taqiyuddin menegaskan bahwa akhlaq yang dilakukan semata-mata karena Allah akan berbuah pahala. Jika niat tidak karena Allah, meskipun perbuatan tersebut baik, tidak akan mendapatkan ganjaran. Kaidah fiqih berbunyi:  "Tidak ada pahala, kecuali dengan niat." (Ibnu Nujaim, Al-Asybāh wa Al-Nazāir, hlm. 17)

Akhlaq Bersifat Individu, Bukan Masyarakat 🧑‍🤝‍🧑

Menurut Imam Taqiyuddin dalam Nizhāmul Islām, memperbaiki masyarakat tidak cukup dengan memperbaiki akhlaq individu, tetapi harus mencakup tiga elemen utama:

  1. Pemikiran 🧠
  2. Perasaan ❤️
  3. Peraturan 📑

Dengan memperbaiki ketiga unsur tersebut, barulah masyarakat bisa mengalami perubahan yang lebih baik dan komprehensif.

Iklan Afiliasi

Kejujuran dalam Islam

Pengertian kejujuran adalah:

Jujur adalah kesesuaian antara perkataan dan kenyataan, sesuai keyakinan orang yang mengucapkannya.” (Rawwas Qal’ah Jie, Mu’jam Lughat al-Fuqoha`, hlm. 243).

Dalam Islam, orang yang jujur disebut ash-shādiq (الصَّادِقُ), sementara orang yang sangat jujur (bentuk intensif) disebut ash-shiddīq (الصِّدِّيْقُ).

Kejujuran pada dasarnya wajib dalam Islam, sesuai dengan berbagai dalil yang memerintahkan umat Muslim untuk selalu berkata benar. Misalnya, firman Allah SWT dalam QS At-Taubah: 119:

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.”

Rasulullah SAW juga bersabda:

Kamu wajib berlaku jujur, karena kejujuran itu membawa pada kebaikan, dan kebaikan itu akan berada di surga. Jauhilah dusta, karena dusta itu bersama kedurhakaan, dan kedurhakaan itu di neraka.” (HR Ibnu Hibban).

Beliau juga bersabda:

Wajib bagi kalian untuk jujur, karena sesungguhnya jujur itu membawa pada kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur. Jauhilah dusta, karena dusta membawa kepada kedurhakaan, dan kedurhakaan membawa ke neraka. Orang yang terus berdusta akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta besar (kadzdzāb).” (HR Bukhari dan Muslim).

Iklan Afiliasi

Namun, ada beberapa pengecualian terhadap kewajiban untuk jujur, yaitu dalam tiga kondisi yang diizinkan Rasulullah SAW, seperti dalam hadits Ummu Kultsum RA:

Aku tidak pernah mendengar Rasulullah memberikan keringanan untuk berbohong, kecuali dalam tiga keadaan: saat memperbaiki hubungan antar manusia, suami yang berbohong kepada istrinya, dan saat perang.” (HR Abu Dawud, An-Nasa`i, dan Ahmad. Hadits shahih).

Jujur Dalam Bekerja

Islam mengajarkan bahwa jujur dalam bekerja adalah wajib, namun dengan syarat bahwa pekerjaan tersebut halal. Jika seseorang bekerja dalam bidang yang haram namun berlaku jujur, maka kejujuran itu tidak memiliki makna atau pahala. Kejujuran harus diterapkan dalam konteks pekerjaan yang halal.

Sebagai contoh, seorang muslim diwajibkan bekerja jujur saat menjadi petugas pemungut zakat. Namun, kejujuran tidak ada gunanya jika dilakukan dalam pekerjaan yang haram, seperti menjadi bendahara yang jujur di sindikat narkoba, komplotan perampok, atau pegawai bank yang menghitung bunga bank, yang dilarang oleh syariah.

Oleh karena itu, sifat jujur tidak berdiri sendiri, melainkan mengikuti hukum pekerjaan yang dilakukan. Jika pekerjaan itu haram, kejujuran yang menyertainya juga menjadi haram karena tidak sesuai dengan syariat Islam.

 

Wallāhu a’lam.

 

Rujukan: KH. M. Shiddiq Al-Jawi (11 April 2023).

 

RuangMuamalah.id didukung oleh pembaca. Kami dapat memperoleh komisi afiliasi ketika Anda membeli melalui tautan di situs web kami. Komisi afiliasi ini kami gunakan untuk pengelolaan website. Terima kasih.

Ikuti kami juga di Google News Publisher untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru dari gawai Anda.

 

etos kerja