Mentransformasi Diri Di Bulan Suci Ramadhan (Tulisan Ke-5C)
Alhamdulillah, Ramadhan telah berjalan selama lima hari. Ucapan hamdalah tentu saja mencerminkan rasa bahagia di hati setiap mukmin disebabkan karena Allah masih memberikan kesempatan usia dan kesehatan sehingga masih mendapati bulan mulia ini dengan keadaan beribadah menyembah Allah dan beribadah dalam arti luas yakni ketaatan kepada perintah Allah dan menjauhi setiap larangan Allah.
Dalam pandangan umum, kebahagiaan spiritual dapat diartikan sebagai pencapaian keseimbangan yang seimbang antara kebahagiaan jasmani, emosional, dan intelektual.
Kebahagiaan spiritual dapat dicapai dengan mengembangkan kepekaan terhadap pengalaman batiniah dan mengasah kualitas pribadi seperti kasih sayang, kejujuran, kesederhanaan, dan pengampunan.
Spiritualitas tidak selalu berhubungan dengan agama, namun lebih kepada kebatinan. Praktek seperti yoga, meditasi dan kontemplasi adalah bentuk pencapaian kebahagiaan tersendiri yang ada.
Sewa Domain, Hosting, dan VPS untuk Proyek Digital Anda! Sewa Domain, Hosting, Hingga VPS untuk Proyek Digital Anda! Tingkatkan SEO Website Dengan Ribuan Weblink Bebagai Topik! Mau Hemat Biaya Transfer Antar Bank dan Isi Saldo e-Wallet?Iklan Afiliasi
Namun demikian, berbeda dengan Islam yang memaknai kebahagiaan spiritual dengan ketaatan hamba kepada Allah dan inilah kebahagiaan spiritual yang hakiki, karena Islam adalah satu-satunya agama yang diridhoi oleh Allah (QS Al Imran : 19).
Dalam Al-Quran, dijelaskan juga bahwa Islam adalah agama yang sempurna dan diterima Allah SWT sebagai agama bagi seluruh manusia. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Maidah ayat 3:
"Hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam sebagai agama bagimu."
Kebahagiaan spiritual dalam Islam juga bisa dicapai dengan aktivitas ibadah sebagai bentuk ketaatan seperti : sholat, puasa, zikir, dan lain-lain.
Dalam Islam, kebahagiaan spiritual dapat juga dicapai dengan beribadah kepada Allah SWT, membaca Al-Quran, mengingat Allah SWT, dan melakukan amalan yang diperintahkan dalam agama.
Dengan berpegang teguh pada ajaran agama dan memperdalam pemahaman tentang diri dan alam semesta, manusia dapat mencapai kebahagiaan spiritual yang abadi.
Hal ini menandaskan bahwa kebahagiaan spiritual yang hakiki hanya dalam agama Islam.
Level tertinggi dari kebahagiaan adalah kebahagiaan ideologis. Lihatlah orang-orang yang memperjuangkan keyakinan ideologinya, mereka tak ragu-ragu untuk mengorbankan harta, pikiran, tenaga bahkan nyawanya sekalipun.
Bahkan untuk keyakinan dan ideologi sesat sekalipun, manusia rela mengorbankan apa yang mereka miliki. Sebab perjuangan ideologis merupakan kebahagiaan tertinggi, bahkan jika harus mati sekalipun.
-
Jasa Pembuatan Aplikasi Smartphone (Gawai) Android OS
-
Jasa Backlink DoFollow Berkualitas Dari Berbagai Topik
-
Pembuatan Aplikasi Berbasis Web Sistem Manajemen Sekolah
-
Jasa Pembuatan Software Desktop PC dan Laptop Microsoft Windows
Karena itu, tidaklah heran jika ada manusia yang mati-matian bahkan hingga mati memperjuangkan ideologi demokrasi sekuler atau komunisme ateis.
Sementara dalam Islam, kedua kebahagiaan ideologis diatas adalah semu, sebab keduanya hanya sebatas kepuasan di dunia, sementara di akhirat, mereka termasuk orang yang merugi.
Kebahagiaan ideologis yang hakiki adalah saat membela agama Allah dengan harta dan jiwa, sebab hanya Islam yang diridhoi Allah.
Jika mati dalam perjuangan dan jihat membela agama Allah, maka matinya husnul khotimah dan akan mendapatkan surganya Allah di akhirat kelak, bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.
Perjuangan membela agama Allah atau jihad fi sabilillah adalah salah satu bentuk jihad yang disebutkan dalam Al-Quran.
Jihad fi sabilillah mengacu pada perjuangan untuk membela agama Allah dari segala bentuk ancaman dan penindasan yang mungkin terjadi terhadap umat Islam atau ajaran agama Islam.
Namun, penting untuk dicatat bahwa jihad fi sabilillah harus dilakukan dengan cara-cara yang diizinkan dalam Islam, yaitu dengan cara yang adil, damai, dan tidak merugikan orang lain.
Dalam Islam, perintah untuk melakukan jihad fi sabilillah hanya diberikan kepada orang-orang yang terlatih dan memenuhi persyaratan tertentu, seperti memiliki pengetahuan yang cukup tentang agama Islam, memiliki kekuatan fisik dan mental yang cukup, serta memiliki niat yang benar dan ikhlas dalam melaksanakan jihad.
Haji dan Umroh Dengan Travel Amanah Sesuai Sunnah Nabi SAW! 50+ Teknik Praktis Yang Bisa Bikin Jualan Onlinemu Laris Manis Whatsapp Marketing Hack: Rahasia Praktis Punya Penghasilan Tinggi Dari WA Temukan Strategi Jitu Meningkatkan Penjualan Online Anda!Iklan Afiliasi
Allah berfirman dalam Surat An-Nisa ayat 95,
"Tidaklah wajib (membela agama) kecuali terhadap suatu kaum yang mendatangkan permusuhan kepadamu, karena berpegang teguh pada agama yang nyata-nyata benar, dan yang mengeluarkan kamu dari tempat tinggalmu, atau karena menolong orang-orang yang mengeluarkan kamu. Dan barangsiapa yang membebaskan dirinya karena (memperjuangkan) agama Allah, niscaya ia akan mendapat pertolongan yang sempurna dari Allah."
"Dan belanjakanlah harta kamu di jalan Allah dan janganlah kamu menjatuhkan diri kamu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (TQS. Al-Baqarah ayat 195)
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri mereka dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah, membunuh dan dibunuh. Itulah janji yang benar yang dijanjikan-Nya kepada mereka dalam Taurat, Injil, dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih jujur terhadap janjinya daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu; dan itulah kemenangan yang besar." (TQS. At-Taubah ayat 111)
"Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang, untuk menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, sedangkan Allah mengetahuinya. Dan apa saja yang kamu nafkahkan di jalan Allah, niscaya kamu akan dibalasi dengan sebaik-baik balasan." (TQS. Al-Anfal ayat 60)
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (TQS Muhammad : 7).
Wallahu a'lam.
Diedit dari tulisan berjudul, "Ramadhan Transformatif (Bagian 5)", 8 April 2023, oleh Dr. Ahmad Sastra, M.M. (Dosen Filsafat Islam).
RuangMuamalah.id didukung oleh pembaca. Kami dapat memperoleh komisi afiliasi ketika Anda membeli melalui tautan di situs web kami. Komisi afiliasi ini kami gunakan untuk pengelolaan website dan perpanjangan sewa domain serta hosting. Jazakallah khoir.