Skip to main content
Ilustrasi Bulan Suci Ramadhan

Mentransformasi Diri Di Bulan Suci Ramadhan (Tulisan Ke-8A)

Berikut kami sajikan secara maraton seri artikel berjudul Ramadhan Transformatif oleh Dosen Filsafat Islam, Dr. Ahmad Sastra, M.M. di tintasiyasi.com (Bagian Ke-8A)

DAFTAR ISI

Alhamdulillah, jumpa lagi dengan rubrik Ramadhan Transformatif edisi 8 yang artinya kita telah menempuh perjalanan ibadah puasa hari ke 8.

Melalui berbagai aturan yang ditetapkan Allah selama Ramadhan, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh membuktikan bahwa Ramadhan adalah bulan tarbiyah atau bulan pendidikan.

Allah SWT adalah Pendidik terbaik dan segala bentuk pengetahuan dan kebijaksanaan berasal dari-Nya.

Allah SWT memiliki sifat-sifat yang sempurna, termasuk sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim (Maha Penyayang), Al-'Alim (Maha Mengetahui), Al-Hakim (Maha Bijaksana), dan Al-Hadi (Maha Pemberi Petunjuk).

Bulan Suci Ramadhan, Bulan tarbiyah, Bulan Pelatihan Dan Pendidikan.

Selama Ramadhan, umat Muslim di seluruh dunia berusaha untuk memperkuat ikatan mereka dengan Allah SWT dengan cara menjalankan ibadah puasa, salat, membaca Al-Quran, berzikir, berdakwah amar ma’ruf nahi munkar dan memperjuangkan Islam.

Iklan Afiliasi

Dalam hal ini, Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk memperkuat keimanan dan meningkatkan pengendalian diri, karena orang yang berpuasa harus menahan diri dari makan, minum, dan tindakan yang tidak layak.

Dalam konteks tarbiyah, Ramadhan memberikan kesempatan kepada umat Muslim untuk melatih diri mereka sendiri dalam hal disiplin, kepatuhan, kebersihan, dan kerendahan hati.

Melalui puasa, seseorang belajar untuk menahan diri dari nafsu dan keinginan, dan ini memperkuat keimanan dan ketaqwaan. Dengan demikian ujung dari misi pendidikan adalah perubahan kepribadian menjadi lebih baik, lebih matang dan lebih berkualitas.

Ramadhan sebagai bulan tarbiyah juga dapat dimaknai bahwa seorang muslim harus selalu mengevaluasi diri mereka sendiri dan memperbaiki diri mereka dengan cara mengidentifikasi kelemahan mereka dan berusaha untuk memperbaikinya.

Dengan cara ini, Ramadhan membantu umat Muslim untuk tumbuh dan berkembang secara intelektual, spiritual, mental, dan emosional.

Tentu saja sumber tarbiyah adalah Al Qur’an dan As Sunnah sebagai inspirasi rumusan visi misi, kurikulum, dan program.

Allah SWT telah memberikan pedoman dan tuntunan dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW untuk menjalani kehidupan yang benar dan bermanfaat bagi manusia.

Allah SWT juga memberikan berbagai kejadian dan pengalaman dalam hidup manusia sebagai sarana untuk belajar dan mengambil pelajaran.

Allah SWT menciptakan manusia dengan kecenderungan untuk mencari pengetahuan dan belajar, dan dengan memberikan kemampuan otak dan akal yang berfungsi dengan baik, manusia dapat belajar dan memperoleh pengetahuan dan pengalaman.

Dalam Islam, pendidikan dan pengetahuan sangat penting dan dianjurkan untuk diperoleh sepanjang hayat.

Iklan Afiliasi

Allah SWT juga menempatkan para ulama dan guru sebagai pengajar untuk memberikan bimbingan dan mengajarkan pengetahuan dalam berbagai bidang dengan sumber firman Allah dan sabda Rasulullah.

Ramadhan sendiri adalah bulan dimana Al Qur’an diturunkan oleh Allah di malah lailatul qadr :

"Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Lailatul Qadr. Dan tahukah kamu apakah malam Lailatul Qadr itu? Malam Lailatul Qadr itu lebih baik dari seribu bulan." (TQS Al-Qadr: 1-3).

"Bulan Ramadan ialah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang salah)." (TQS Al-Baqarah: 185).

Ramadhan bulan tarbiyah juga memberikan penjelasan bahwa kehidupan dunia ini begitu cepat dan hanya sesaat, sementara kehidupan akhirat itu abadi selama-lamanya.

Jika demikian, maka seorang muslim mestinya sangat memahami ajaran ini yang akan membentuk sikap yang benar atas kehidupan dunia ini. Dengan kata lain, semestinya seorang muslim mengubah orientasi hidupnya dengan pandangan akhirat.

Dengan pengertian bahwa kehidupan di dunia yang singkat ini adalah jalan menuju kehidupan abadi di akhirat. Kehidupan di dunia ini ibarat kita sedang menanam yang akan dipanen hasilnya kelak di akhirat.

Betapa kecilnya dunia ini di mata Allah dibandingkan kebesaran kehidupan akhirat, baik dari sisi waktu, maupun dari sisi kelengkapan.

Oleh karena itu betapa ruginya jika ada seorang muslim hidupnya hanya sebatas berorientasi kepada dunia semata, tanpa memikirkan akhirat. Jika yang melakukan itu orang kafir yang tidak percaya akhirat ya sangat mungkin.

Iklan Afiliasi

Sementara muslim adalah orang yang percaya kehidupan abadi akhirat. Allah berfirman :

"Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, telah Kami sediakan bagi mereka siksaan yang pedih." (TQS Al-Jinn: 15).

Nah oleh sebab itu, Ramadhan transformatif edisi ke delapan ini memotivasi untuk melakukan perubahan orientasi hidup, dari orientasi dunia menjadi hidup yang berorientasi akhirat.

Orientasi akhirat ditandai dengan cara pandang akhirat atau kaca mata akhirat yang akan memperngaruhi pola pikir dan pola sikap seorang muslim yang tentu saja membedakan dengan sikap orang kafir yang tidak percaya akhirat dan orang-orang sekuler.

Banyak dalil Al Qur’an yang menegaskan akan kehidupan akhirat, diantaranya adalah :

"Dan Kami jadikan segala sesuatu di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang paling baik perbuatannya. Dan sesungguhnya Kami akan menjadikan apa yang ada di atas bumi itu sebagai debu yang beterbangan." (TQS Al-Kahfi: 7).

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan beramal saleh, dan tetap beribadah kepada Tuhan mereka, mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya." (TQS Fussilat: 30).

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak akan menginginkan tempat lain." (TQS Al-Kahfi: 107-108).

"Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, telah Kami sediakan bagi mereka siksaan yang pedih." (TQS Al-Jinn: 15)

 

Diedit dari tulisan berjudul, "Ramadhan Transformatif", 31 Maret 2023, oleh Dr. Ahmad Sastra, M.M. (Dosen Filsafat Islam).


RuangMuamalah.id didukung oleh pembaca. Kami dapat memperoleh komisi afiliasi ketika Anda membeli melalui tautan di situs web kami. Komisi afiliasi ini kami gunakan untuk pengelolaan website dan perpanjangan sewa domain serta hosting. Jazakallah khoir.


 

 

 

Artikel Ahmad Sastra, Seri Ramadhan Transformatif